M2 DEBAT PRO & KONTRA FILSAFAT
ANALISIS PRO & KONTRA FILSAFAT MENURUT PARA AHLI
Hellloww back again!!
Pertemuan kedua dalam kelas Etika dan Filsafat Komunikasi, sudah dijelaskan sebelumnya akan menganalisis Pro dan Kontra tentang definisi filsafat menurut para ahli. Kemudian kami pun dipecah menjadi beberapa kelompok untuk menentukan Pro dan Kontranya.
Aku dan temanku mendapatkan Al-farabi sebagai ahli yang akan kita bahas tentang definisi filsafat menurutnya dan aku mendapatkan bagian team pro yang setuju akan gagasan dari Al-farabi tersebut.
Pada M2 ini seharusnya semua kelompok maju untuk presentasi akan tetapi ada miskom yang terjadi, jadinya hanya kelompok Pro dan Kontra dari team Descartes yang mempresentasikan hasil analisis mereka.
Team Descartes
Team Descartes melakukan presentasi tentang bagaimana pandangan pro dan kontra Descartes terhadap Filsafat.
Debat ini memberikan kami untuk melihat sisi-sisi yang berbeda dan mendalam dari bagaimana konsep filosofis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta relevansi dan implikasinya dalam konteks sosial dan budaya yang terus berkembang.
Team Pro Descartes
Mereka memberikan pernyataan bahwa Descartes bergagasan tentang Tuhan sebagai titik sempurna yang tak terhingga, kemudian ia berpendapat memisahkan tubuh dan jiwa menjadi dua substansi yang berbeda. Descartes meyakini bahwa tubuh dan jiwa bersifat fundamental berbeda, Descartes mengutamakan akal (rasio) sebagai sumber pengetahuan daripada empiri (tubuh) yang sudah diamati dan terukur. Pengalaman hanya memperlihatkan kita pada penampakan (apperance) dan bukan pengetahuan sesungguhnya serta Descartes bertolak dari kenyataan dimana kita (manusia) kerap tertipu oleh pengamatan (pengalaman).
Team Kontra Descartes
Mereka memberikan pernyataan bahwa Descartes hidup pada masa ketika ilmu pengetahuan masih dalam tahap awal. Salah satu pandangannya adalah dualisme pikiran dan materi, yang memisahkan tajam antara pikiran dan tubuh serta Descartes menekankan pentingnya akal sebagai satu-satunya alat untuk memperoleh pengetahuan. Namun, ini mengabaikan peran pengalaman indrawi dan intuisi. kemudian Perkembangan pengetahuan membuktikan kebenaran pada pengalaman indrawi.
Komentar
Posting Komentar